Remaja Muslim Komunitas Donwload Software Islami Artikel Islam Terbaru Berita seputar Remaja Pelajar Mahasiwa dan Pesantren

Pada suatu hari, Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a naik mimbar dan berkhutbah, "Wahai, kaum muslimin! Apakah tindakanmu apabila aku memiringkan kepalaku ke arah dunia seperti ini?"

----------

Menjalankan Pemerintahan
Pada suatu hari, Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a naik mimbar dan berkhutbah, "Wahai, kaum muslimin! Apakah tindakanmu apabila aku memiringkan kepalaku ke arah dunia seperti ini?" (lalu beliau memiringkan kepalanya). Seorang sahabat menghunus pedangnya. lalu, sambil mengisyaratkan gerakan memotong leher, ia berkata, "Kami akan melakukan ini." Umar bertanya, "maksudmu, kau akan melakukannya terhadapku?" Orang itu menjawab, "Ya!" lalu Amirul Mukminin berkata, "Semoga Allah memberimu rahmat! Alhamdulillah, yang telah menjadikan di antara rakyatku orang apabila aku menyimpang dia meluruskan aku."

Menentang Pemborosan
Umar bin Khattab r.a mendengar bahwa salah seorang anaknya membeli cincin bermata seharga seribu dirham. ia segera menulis surat teguran kepadanya dengan kata-kata sebagai berikut: "Aku mendengar bahwa engkau membeli cincin permata seharga seribu dirham. Kalau hal itu benar, maka segera juallah cincin itu dan gunakan uangnya untuk mengenyangkan seribu orang yang lapar, lalu buatlah cincin dari besi dan ukirlah dengan kata-kata, "Semoga Allah merahmati orang yang mengenali jati dirinya."

Khalifah Umar Meminjam Uang
Pada suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab r.a membutuhkan uang untuk keperluan pribadi. ia menghubungi Abdurrahman bin 'Auf, sahabat yang tergolong kaya, untuk meminjam uang 400 dirham. Abdurrahman bertanya, "mengapa engkau meminjam dari saya? Bukankah kunci baitul maal (kas negara) ada di tanganmu? mengapa engkau tidak meminjam dari sana?" Umar r.a menjawab, Aku tidak mau meminjam dari baitul maal. Aku takut pada saat maut merenggutku, engkau dan segenap kaum muslimin menuduhku sebagai pemakai uang baitul maal. Dan kalau hal itu terjadi, di akhirat amal kebajikanku pasti dikurangi. Sedangkan kalau aku meminjam dari engkau, jika aku meninggal sebelum aku melunasinya, engkau dapat menagih utangku dari ahli warisku."

Umar Mengakui Kesalahan
Saat itu Umar bin Khattab r.a sedang berkhutbah," Jangan memberikan emas kawin lebih dari 40 uqiyah (1240 gram). Barangsiapa melebihkannya maka kelebihannya akan kuserahkan ke baitul maal." Dengan berani, seorang wanita menjawab,"Apakah yang dihalalkan Allah akan diharamkan oleh Umar? Bukankah Allah berfirman,......sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka sejumlah harta, maka janganlah kamu mengambil dari padanya sedikitpun.........(An Nisaa':20) Umar berkata," Benar apa yang dikatakan wanita itu dan Umar salah."

Memutuskan Perkara
Seorang wanita mengadu kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a, bahwa ia diperkosa. Karena ia melawan dan memberontak, maka air mani lelaki tersebut tertumpah dan mengotori pakaiannya. Sebagai barang bukti, diperlihatkannya pakaiannya yang terkena tumpahan cairan putih. Umar r.a. tidak segera percaya terhadap wanita itu. Ia meminta pendapat Ali bin Abi Thalib r.a. Ali r.a berkata, "Sirami tumpahan putih itu dengan air panas. Kalau bercak itu membeku, maka itu pasti putih telur. Dan kalau ia hilang dan lumat bersama air, maka itu adalah air mani." Ketika bercak itu disiram air panas, ternyata ia membeku. Umar r.a dan Ali r.a pun memutuskan bahwa pengaduan wanita itu palsu. Umar r.a. berkata kepada wanita itu, " Bertakwalah kamu kepada Allah, wahai wanita! Pengaduanmu ternyata bohong dan tuduhanmu palsu."

(sumber = milist daarut-tauhiid)

dipublikasikan oleh : Asadulloh Ghalib

Dan setelah tiga hari berlalu, tidak lebih, ia terbaring dirumahnya sementara keluarganya berada di sekelilingnya dan sama menangis. Dengan hati puas dan tenteram dibukanya matanya melihat mereka, lalu katanya: -- "Janganlah daku ditangisi, karena semenjak masuk Islam tidak sedikit pun daku berlumur dosa...!"

----------

Habis Gelap terbitlah Terang

Ia adalah Abu Sufyan bin Harits, dan bukan Abu Sufyan bin Harb ayah Mu'awiyah. Kisahnya merupakan kisah kebenaran setelah kesesatan, sayang setelah benci dan bahagia setelah celaka .... Yaitu kisah tentang rahmat Allah yang pintu-pintu-nya terbuka lebar, demi seorang hamba menjatuhkan diri diharibaan-Nya, setelah penderitaan yang berlarut-larut ... !

Bayangkan, waktu tidak kurang dari 20 tahun yang dilalui Ibnul Harits dalam kesesatan memusuhi dan memerangi Islam ... ! Waktu 20 tahun, yakni semenjak dibangkitkan-Nya Nabi saw. sampai dekat hari pembebasan Mekah yang terkenal itu. Selama itu Abu Sufyan menjadi tulang punggung Quraisy dan sekutu-sekutunya, menggubah syair-syair untuk menjelekkan serta menjatuhkan Nabi, juga selalu mengambil bagian dalam peperangan yang dilancarkan terhadap Islam.

Saudaranya ada tiga orang, yaitu Naufal, Rabi'ah dan Abdullah, semuanya telah lebih dulu masuk Islam. Dan Abu Sufyan ini adalah saudara sepupu Nabi, yaitu putera dari pamannya, Harits bin Abdul Mutthalib. Di samping itu ia juga saudara sesusu dari Nabi karena selain beberapa hari disusukan oleh ibu susu Nabi, Halimatus Sa'diyah.

Pada suatu hari nasib mujurnya membawanya kepada peruntungan membahagiakan. Dipanggilnya puteranya Ja'far dan dikatakannya kepada keluarganya bahwa mereka akan bepergian. Dan waktu ditanyakan ke mana tujuannya, jawabnya ialah:
"Kepada Rasulullah, untuk menyerahkan diri bersama beliau kepada Allah Robbul'alamin .. . !"
Demikianlah ia melakukan perjalanan dengan mengendarai kuda, dibawa oleh hati yang insaf dan sadar ....

Di Abwa' kelihatan olehnya barisan depan dari suatu pasukan besar. Maklumlah ia bahwa itu adalah tentara Islam yang menuju Mekah dengan maksud hendak membebaskannya. Ia bingung memikirkan apa yang hendak dilakukannya. Disebabkan sekian lamanya ia menghunus pedang memerangi Islam dan menggunakan lisannya untuk menjatuhkannya, mungkin Rasulullah telah menghalalkan darahnya, hingga ia bila tertangkap oleh salah seorang Muslimin, ia langsung akan menerima hukuman qishas. Maka ia harus mencari akal bagaimana caranya lebih dulu menemui Nabi sebelum jatuh ke tangan orang lain.

Abu Sufyan pun menyamar dan menyembunyikan identitas dirinya. Dengan memegang tangan puteranya Ja'far, ia berjalan kaki beberapa jauhnya, hingga akhirnya tampaklah olehnya Rasulullah bersama serombongan shahabat, maka ia menyingkir sampai rombongan itu berhenti. Tiba-tiba sambil membuka tutup mukanya, Abu Sufyan menjatuhkan dirinya di hadapan Rasulullah. Beliau memalingkan muka daripadanya, maka Abu Sufyan mendatanginya dari arah lain, tetapi Rasulullah masih menghindarkan diri daripadanya.

Dengan serempak Abu Sufyan bersama puteranya berseru:
"Asyhadu alla ilaha illallah. Wa-asyhadu anna Muhammadar Rasulullah . Lalu ia menghampiri Nabi saw. seraya katanya: "Tiada dendam dan tiada penyesalan, wahai Rasulullah".

Rasulullah pun menjawab:
"Tiada dendam dan tiada penyesalan, wahai Abu Sufyan!"

Kemudian Nabi menyerahkannya kepada Ali bin Abi Thalib, katanya: -- "Ajarkanlah kepada saudara sepupumu ini cara berwudlu dan sunnah, kemudian bawa lagi ke sini".

Ali membawanya pergi, dan kemudian kembali. Maka kata Rasulullah: "Umumkanlah kepada orang-orang bahwa Rasulullah telah ridla kepada Abu Sufyan, dan mereka pun hendaklah ridla pula…!"

Demikianlah hanya sekejap saat…! Rasulullah bersabda:
"Hendaklah kamu menggunakan masa yang penuh berkah…!" Maka tergulunglah sudah masa-masa yang penuh kesesatan dan kesengsaraan, dan terbukalah pintu rahmat yang tiada terbatas....

Abu Sufyan sebetulnya hampir saja masuk Islam ketika melihat sesuatu yang mengherankan hatinya ketika perang Badar, yakni sewaktu ia berperang di pihak Quraisy. Dalam peperangan itu, Abu Lahab tidak ikut serta, dan mengirimkan 'Ash bin Hisyam sebagai gantinya. Dengan hati yang harap-harap cemas, ia menunggu-nunggu berita pertempuran, yang mulai berdatangan menyampaikan kekalahan pahit bagi pihak Quraisy.

Pada suatu hari, ketika Abu Lahab sedang duduk dekat sumur Zamzam bersama beberapa orang Quraisy, tiba-tiba kelihatan oleh mereka seorang berkuda datang menghampiri. Setelah dekat, ternyata bahwa ia adalah Abu Sufyan bin Harits.

Tanpa bertangguh Abu Lahab memanggilnya, katanya: - "Mari ke sini hai keponakanku! Pasti kamu membawa berita! Nah, ceritakanlah kepada kami bagaimana kabar di sana …!"

Ujar Abu Sufyan bin Harits: - "Demi Allah! Tiada berita, kecuali bahwa kami menemui suatu kaum yang kepada mereka kami serahkan leher-leher kami, hingga mereka sembelih sesuka hati mereka dan mereka tawan kami semau mereka ...! Dan Demi Allah! Aku tak dapat menyalahkan orang-orang Quraisy Kami berhadapan dengan orang-orang serba putih mengendarai kuda hitam belang putih, menyerbu dari antara langit dan bumi, tidak serupa dengan suatu pun dan tidak terhalang oleh suatu pun…!"

-- yang dimaksud Abu Sufyan dengan mereka ini ialah para malaikat yang ikut bertempur di samping Kaum Muslimin -

Menjadi suatu pertanyaan bagi kita, kenapa ia tidak beriman ketika itu, padahal ia telah menyaksikan apa yang telah disaksikannya?

Jawabannya ialah bahwa keraguan itu merupakan jalan kepada keyakinan. Dan betapa kuatnya keraguan Abu Sufyan bin Harits, demikianlah pula keyakinannya sedemikian kukuh dan kuat jika suatu ketika ia datang nanti .... Nah, saat petunjuk dan keyakinan itu telah tiba, dan sebagai kita lihat, ia Islam, menyerahkan dirinya kepada Tuhan Robbul'alamin ... !

Mulai dari detik-detik keislamannya, Abu Sufyan mengejar dan menghabiskan waktunya dalam beribadat dan berjihad, untuk menghapus bekas-bekas masa lain dan mengejar ketinggalannya selama ini....

Dalam peperangan-peperangan yang terjadi setelah pempembebasan Mekah ia selalu ikut bersama Rasulu!lah. Dan di waktu perang Hunain orang-orang musyrik memasang perangkapnya dan menyiapkan satu pasukan tersembunyi, dan dengan tidak diduga-duga menyerbu Kaum Muslimin hingga barisan mereka porak poranda.

Sebagian besar tentara Islam cerai berai melarikan diri, tetapi Rasulullah tiada beranjak dari kedudukannya, hanya

berseru: "Hai manusia ... ! Saya ini Nabi dan tidak dusta... ! Saya adalah putra Abdul Mutthalib ... !"

Maka pada saat-saat yang maha genting itu, masih ada beberapa gelintir shahabat yang tidak kehilangan akal disebabkan serangan yang tiba-tiba itu. Dan di antara mereka terdapat Abu Sufyan bin Harits dan puteranya Ja'far.

Waktu itu Abu Sufyan sedang memegang kekang kuda Rasulullah. Dan ketika dilihatnya apa yang terjadi, yakinlah ia bahwa kesempatan yang dinanti-nantinya selama ini, yaitu berjuang fi sabilillah sampai menemui syahid dan di hadapan Rasulullah, telah terbuka. Maka sambil tak lepas memegang tali kekang dengan tangan kirinya, ia menebas batang leher musuh dengan tangan kanannya.

Dalam pada itu Kaum Muslimin telah kembali ke medan pertempuran sekeliling Nabi mereka, dan akhirnya Allah memberi mereka kemenangan mutlak.

Tatkala suasana sudah mulai tenang, Rasulullah melihat berkeliling .... Kiranya didapatinya seorang Mu'min sedang memegang erat-erat tall kekangnya. Sungguh rupanya semenjak berkecamuknya peperangan sampai selesai, orang itu tetap berada di tempat itu dan tak pernah meninggalkannya.

Rasulullah menatapnya lama-lama, lalu tanyanya: "Siapa ini ... ? Oh, saudaraku, Abu Sufyan bin Harits... !" Dan demi didengarnya Rasulullah mengatakan "saudaraku", hatinya bagaikan terbang karena bahagia dan gembira. Maka diratapinya kedua kaki Rasulullah, diciuminya dan dicucinya dengan air matanya ....

Ketika itu bangkitlah jiwa penyairnya, maka digubahnya pantun menyatakan kegembiraan atas keberanian dan taufik yang telah dikaruniakan Allah kepadanya: -

"Warga Ka'ab dan 'Amir sama mengetahui
Di pagi hari Hunain ketika barisan telah cerai berai
Bahwa aku adalah seorang ksatria berani mati
Menejuni api peperangan tak pernah nyali
Semata mengharapkan keridla;in Ilahi
Yang Maha Asih dan kepada-Nya sekalian urusan akan kembali".

Abu Sufyan menghadapkan dirinya sepenuhnya kepada ibadat. Dan sepeninggal Rasulullah saw. ruhnya mendambakan kematian agar dapat menemui Rasulullah di kampung akhirat. Demikianlah walaupun nafasnya masih turun naik, tetapi kematiantetap menjadi tumpuan hidupnya... !

Pada suatu hari, orang melihatnya berada di Baqi' sedang menggali lahad, menyiapkan dan mendatarkannya. Tatkala orang-orang menunjukkan keheranan mereka, maka katanya:

"Aku sedang menyiapkan kuburku ....".

Dan setelah tiga hari berlalu, tidak lebih, ia terbaring dirumahnya sementara keluarganya berada di sekelilingnya dan sama menangis. Dengan hati puas dan tenteram dibukanya matanya melihat mereka, lalu katanya: -- "Janganlah daku ditangisi, karena semenjak masuk Islam tidak sedikit pun daku berlumur dosa...!"

Dan sebelum kepalanya terkulai di atas dadanya, diangkatkannya sedikit keatas seolah-olah hendak menyampaikan selamat tinggal kepada dunia fana ini ...

Posted From : http://oaseislam.com

Ulama-ulama kita bahkan menyebut Umar Bin Abdul Aziz sebagai pembaharu abad pertama hijriyah, bahkan juga disebut sebagai khulafa rasyidin kelima. Mungkin indikator kemakmuran yang ada ketika itu tidak akan pernah terulang kembali, yaitu ketika para amil zakat berkeliling di perkampungan-perkampungan Afrika....

----------

Oleh : Taufik Muhammad

Mengupas sejarah reformasi kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, dan mengapa kita gagal?

Umar Bin Abdul Aziz muncul di persimpangan sejarah umat Islam di bawah kepemimpinan dinasti Bani Umayyah. Pada penghujung abad pertama hijriyah, dinasti ini memasuki usianya yang keenam puluh, atau dua pertiga dari usianya, dan telah mengalami pembusukan internal yang serius. Umar sendiri adalah bagian dari dinasti ini, hampir dalam segala hal. Walaupun pada dasarnya ia seorang ulama yang telah menguasai seluruh ilmu ulama-ulama Madinah, tapi secara pribadi ia juga merupakan simbol dari gaya hidup dinasti Bani Umayyah yang korup, mewah dan boros.

Itu membuatnya tidak cukup percaya diri untuk memimpin ketika keluarga kerajaan memintanya menggantikan posisi Abdul Malik Bin Marwan setelah beliau wafat. Bukan saja karena persoalan internal kerajaan yang kompleks, tapi juga karena ia sendiri merupakan bagian dari persoalan tersebut. Ia adalah bagian dari masa lalu. Tapi pilihan atas dirinya, bagi keluarga kerajaan, adalah sebuah keharusan. Karena Umar adalah tokoh yang paling layak untuk posisi ini.

Ketika akhirnya Umar menerima jabatan ini, ia mengatakan kepada seorang ulama yang duduk di sampingnya, Al-Zuhri, “Aku benar-benar takut pada neraka.” Dan sebuah rangkaian cerita kepahlawanan telah dimulai dari sini, dari ketakutan pada neraka, saat beliau berumur 37 tahun, dan berakhir dua tahun lima bulan kemudian, atau ketika beliau berumur 39 tahun, dengan sebuah fakta: reformasi total telah dilaksanakan, keadilan telah ditegakkan dan kemakmuran telah diraih.

Ulama-ulama kita bahkan menyebut Umar Bin Abdul Aziz sebagai pembaharu abad pertama hijriyah, bahkan juga disebut sebagai khulafa rasyidin kelima. Mungkin indikator kemakmuran yang ada ketika itu tidak akan pernah terulang kembali, yaitu ketika para amil zakat berkeliling di perkampungan-perkampungan Afrika, tapi mereka tidak menemukan seseorang pun yang mau menerima zakat. Negara benar-benar mengalami surplus, bahkan sampai ke tingkat dimana utang-utang pribadi dan biaya pernikahan warga pun ditanggung oleh negara.

Memulai dari Diri Sendiri, Keluarga dan Istana

Umar Bin Abdul Aziz menyadari dengan baik bahwa ia adalah bagian dari masa lalu. Ia tidak mungkin sanggup melakukan perbaikan dalam kehidupan negara yang luas kecuali kalau ia berani memulainya dari dirinya sendiri, kemudian melanjutkannya pada keluarga intinya dan selanjutnya pada keluarga istana yang lebih besar. Maka langkah pertama yang harus ia lakukan adalah membersihkan dirinya sendiri, keluarga dan istana kerajaan. Dengan tekad itulah ia memulai sebuah reformasi besar yang abadi dalam sejarah.

Begitu selesai dilantik Umar segera memerintahkan mengembalikan seluruh harta pribadinya, baik berupa uang maupun barang, ke kas negara, termasuk seluruh pakaiannya yang mewah. Ia juga menolak tinggal di istana, ia tetap menetap di rumahnya. Pola hidupnya berubah secara total, dari seorang pencinta dunia menjadi seorang zahid yang hanya mencari kehidupan akhirat yang abadi. Sejak berkuasa ia tidak pernah lagi tidur siang, mencicipi makanan enak. Akibatnya, badan yang tadinya padat berisi dan kekar berubah menjadi kurus dan ceking.

Setelah selesai dengan diri sendiri, ia melangkah kepada keluarga intinya. Ia memberikan dua pilihan kepada isterinya, “Kembalikan seluruh perhiasan dan harta pribadimu ke kas negara, atau kita harus bercerai.” Tapi istrinya, Fatimah Binti Abdul Malik, memilih ikut bersama suaminya dalam kafilah reformasi tersebut. Langkah itu juga ia lakukan dengan anak-anaknya. Suatu saat anak-anaknya memprotesnya karena sejak beliau menjadi khalifah mereka tidak pernah lagi menikmati makanan-makanan enak dan lezat yang biasa mereka nikmati sebelumnya. Tapi Umar justeru menangis tersedu-sedu dan memberika dua pilihan kepada anak-anak, “Saya beri kalian makanan yang enak dan lezat tapi kalian harus rela menjebloskan saya ke neraka, atau kalian bersabar dengan makanan sederhana ini dan kita akan masuk surga bersama.”

Selanjutnya, Umar melangkah ke istana dan keluarga istana. Ia memerintahkan menjual seluruh barang-barang mewah yang ada di istana dan mengembalikan harganya ke kas negara. Setelah itu ia mulai mencabut semua fasilitas kemewahan yang selama ini diberikan ke keluarga istana, satu per satu dan perlahan-lahan. Keluarga istana melakukan protes keras, tapi Umar tetap tegar menghadapi mereka. Hingga suatu saat, setelah gagalnya berbagai upaya keluarga istana menekan Umar, mereka mengutus seorang bibi Umar menghadapnya. Boleh jadi Umar tegar menghadapi tekanan, tapi ia mungkin bisa terenyuh menghadapi rengekan seorang perempuan. Umar sudah mengetahui rencana itu begitu sang bibi memasuki rumahnya. Umar pun segera memerintahkan mengambil sebuah uang logam dan sekerat daging. Beliau lalu membakar uang logam tersebut dan meletakkan daging diatasnya. Daging itu jelas jadi “sate.” Umar lalu berkata kepada sang bibi: “Apakah bibi rela menyaksikan saya dibakar di neraka seperti daging ini hanya untuk memuaskan keserakahan kalian? Berhentilah menekan atau merayu saya, sebab saya tidak akan pernah mundur dari jalan reformasi ini.”

Langkah pembersihan diri, keluarga dan istana ini telah meyakinkan publik akan kuat political will untuk melakukan reformasi dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pemberihan KKN. Sang pemimpin telah telah menunjukkan tekadnya, dan memberikan keteladanan yang begitu menakjubkan.

Gerakan Penghematan

Langkah kedua yang dilakukan Umar Bin Abdul Aziz adalah penghematan total dalam penyelenggaraan negara. Langkah ini jauh lebih mudah dibanding langkah pertama, karena pada dasarnya pemerintah telah menunjukkan kredibilitasnya di depan publik melalui langkah pertama. Tapi dampaknya sangat luas dalam menyelesaikan krisis ekonomi yang terjadi ketika itu.

Sumber pemborosan dalam penyelenggaraan negara biasanya terletak pada struktur negara yang tambun, birokrasi yang panjang, administrasi yang rumit. Tentu saja itu disamping gaya hidup keseluruhan dari para penyelenggara negara. Setelah secara pribadi beliau menunjukkan tekad untuk membersihkan KKN dan hidup sederhana, maka beliau pun mulai membersihkan struktur negara dari pejabat korup. Selanjutnya beliau merampingkan struktur negara, memangkas rantai birokrasi yang panjang, menyederhanakan sistem administrasi. Dengan cara itu negara menjadi sangat efisien dan efektif.

Simaklah sebuah contoh bagaimana penyederhanaan sistem administrasi akan menciptakan penghematan. Suatu saat gubernur Madinah mengirim surat kepada Umar Bin Abdul Aziz meminta tambahan blangko surat untuk beberapa keperluan adminstrasi kependudukan. Tapi beliau membalik surat itu dan menulis jawabannya, “Kaum muslimin tidak perlu mengeluarkan harta mereka untuk hal-hal yang tidak mereka perlukan, seperti blangko surat yang sekarang kamu minta.”

Redistribusi Kekayaan Negara

Langkah ketiga adalah melakukan redistribusi kekayaan negara secara adil. Dengan melakukan restrukturisasi organisasi negara, pemangkasan birokrasi, penyederhanaan sistem administrasi, pada dasarnya Umar telah menghemat belanja negara, dan pada waktu yang sama, mensosialisasikan semangat bisnis dan kewirausahaan di tengah masyarakat. Dengan cara begitu Umar memperbesar sumber-sumber pendapatan negara melalui zakat, pajak dan jizyah.

Dalam konsep distribusi zakat, penetapan delapan objek penerima zakat atau mustahiq, sesungguhnya mempunyai arti bahwa zakat adalah sebentuk subsidi langsung. Zakat harus mempunyai dampak pemberdayaan kepada masyarakat yang berdaya beli rendah. Sehingga dengan meningkatnya daya beli mereka, secara langsung zakat ikut merangsang tumbuhnya demand atau permintaan dari masyarakat, yang selanjutnya mendorong meningkatnya suplai. Dengan meningkatnya konsumsi masyarakat, maka produksi juga akan ikut meningkat. Jadi, pola distribusi zakat bukan hanya berdampak pada hilangnya kemiskinan absolut, tapi juga dapat menjadi faktor stimulan bagi pertumbuhan ekonomi di tingkat makro.

Itulah yang kemudian terjadi di masa Umar Bin Abdul Aziz. Jumlah pembayar zaka terus meningkat, sementara jumlah penerima zakat terus berkurang, bahkan habis sama sekali. Para amil zakat berkeliling di pelosok-pelosok Afrika untuk membagikan zakat, tapi tak seorang pun yang mau menerima zakat. Artinya, para mustahiq zakat benar-benar habis secara absolut. Sehingga negara mengalami surplus. Maka redistribusi kekayaan negara selanjutnya diarahkan kepada subsidi pembayaran utang-utang pribadi (swasta), dan subsidi sosial dalam bentuk pembiayaan kebutuhan dasar yang sebenarnya tidak menjadi tanggungan negara, seperti biaya perkawinan. Suatu saat akibat surplus yang berlebih, negara mengumumkan bahwa “negara akan menanggung seluruh biaya pernikahan bagi setiap pemuda yang hendak menikah di usia muda.”

Mengapa sejarah tak berulang?

Sejarah selalu hadir di depan kesadaran kita dengan potongan-potongan zaman yang cenderung mirip dan terduplikasi. Pengulangan-pengulangan itu memungkinkan kita menemukan persamaan-persamaan sejarah, sesuatu yang kemudian memungkinkan kita menyatakan dengan yakin, bahwa sejarah manusia sesungguhnya diatur oleh sejumlah kaidah yang bersifat permanen. Manusia, pada dasarnya, memiliki kebebasan yang luas untuk memilih tindakan-tindakannya. Tetapi ia sama sekali tidak mempunya kekuatan untuk menentukan akibat dari tindakan-rindakannya. Tetapi karena kapasitas manusia sepanjang sejarah relatif sama saja, maka ruang kemampuan aksinya juga, pada akhirnya, relatif sama.

Itulah sebab yang memungkinkan terjadinya pengulangan-pengulangan tersebut. Tentu saja tetap ada perbedaan-perbedaan waktu dan ruang yang relatif sederhana, yang menjadikan sebuah zaman tampak unik ketika ia disandingkan dengan deretan zaman yang lain.

Itu sebabnya Allah Subhaanahu wa ta’ala memerintahkan kita menyusuri jalan waktu dan ruang, agar kita dapat merumuskan peta sejarah manusia, untuk kemudian menemukan kaidah-kaidah permanen yang mengatur dan mengendalikannya. Kaidah-kaidah permanen itu memiliki landasan kebenaran yang kuat, karena ia ditemukan melalui suatu proses pembuktian empiris yang panjang. Bukan hanya itu, kaidah-kaidah permanen itu sesungguhnya juga mengatur dan mengendalikan kehidupan kita. Dengan begitu sejarah menjadi salah satu referensi terpenting bagi kita, guna menata kehidupan kita saat ini dan esok.

Sejarah adalah cermin yang baik, yang selalu mampu memberi kita inspirasi untuk menghadapi masa-masa sulit dalam hidup kita. Seperti juga saat ini, ketika bangsa kita sedang terpuruk dalam krisis multidimensi yang rumit dan kompleks, berlarut-larut dan terasa begitu melelahkan. Ini mungkin saat yang tepat untuk mencari sepotong masa dalam sejarah, dengan latar persoalan-persoalan yang tampak mirip dengan apa yang kita hadapi, atau setidak-tidaknya pada sebagian aspeknya, untuk kemudian menemukan kaidah permanen yang mengatur dan mengendalikannya.

Masalah di Ujung Abad

Ketika Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam menyatakan sebuah ketetapan sejarah, bahwa di ujung setiap putaran seratus tahun Allah Swt akan membangkitkan seorang pembaharu yang akan akan mempebaharui kehidupan keagamaan umat ini. Ketetapan itu menjadikan masa satu abad sebagai sebuah besaran waktu yang memungkinkan terjadinya pengulangan-pengulangan masalah, rotasi pola persoalan-persoalan hidup. Ketetapan itu juga menyatakan adanya fluktuasi dalam sejarah manusia, masa pasang dan masa surut, masa naik dan masa turun. Dan titik terendah dari masa penurunan itulah Allah Swt akan membangkitkan seorang pembaharu yang menjadi lokomotif reformasi dalam kehidupan masyarakat.

Itulah yang terjadi di ujung abad pertama hijriyah dalam sejarah Islam. Sekitar enam puluh tahun sebelumnya, masa khulafa rasyidin telah berakhir dengan syahidnya Ali bin Abi Thalib. Muawiyah bin Abi Sofyan yang kemudian mendirikan dinasti Bani Umayyah di Damaskus, mengakhiri sistem khilafah dan menggantinya dengan sistem kerajaan. Pemimpin tertinggi dalam masyarakat Islam tidak lag dipilih, tapi ditetapkan.

Perubahan pada sistem politik ini berdampak pada perubahan perilaku politik para penguasa. Secara perlahan mereka menjadi kelompok elit politik yang eksklusif, terbatas pada jumlah tapi tidak terbatas pada kekuasaan, sedikit tapi sangat berkuasa. Sistem kerajaan dengan berbagai perilaku politik yang menyertainya, biasanya secara langsung menutup katup politik dalam masyarakat dimana kebebasan berekspresi secara perlahan-lahan dibatasi, atau bahkan dicabut sama sekali. Itu memungkinkan para penguasa menjadi tidak tersentuh oleh kritik dan tidak terjangkau oleh sorot mata masyarakat. Tidak ada keterbukaan, tidak ada transparansi.

Dalam keadaan begitu para penguasa memiliki keleluasaan untuk melakukan apa saja yang mereka ingin lakukan. Maka penyimpangan politik segera berlanjut dengan penyimpangan ekonomi. Kezaliman dalam distribusi kekuasaan dengan segera diikuti oleh kezaliman dalam distribusi kekayaan. Yang terjadi pada mulanya adalah sentralisasi kekuasaan, tapi kemudian berlanjut ke sentralisasi ekonomi.

Keluarga kerajaan menikmati sebagian besar kekayaan negara. Apa yang seharusnya menjadi hak-hak rakyat hanya mungkin mereka peroleh berkat “kemurahan hati” pada penguasa, bukan karena adanya sebuah sistem ekonomi yang memungkinkan rakyat mengakses sumber-sumber kekayaan yang menjadi hak mereka. Bukan hanya KKN yang terjadi dalam keluarga kerajaan, tapi juga performen lain yang menyertainya berupa gaya hidup mewah dan boros. Negara menjadi tidak efisien akibat pemborosan tersebut. Dan pemborosan, kata ulama-ulama kita, adalah indikator utama terjadinya kezaliman dalam distribusi kekayaan. Jadi ada pemerintahan yang korup sekaligus zhalim, penuh KKN sekaligus mewah dan boros, tidak bersih, tidak efisien dan tidak adil.

Itulah persisnya apa yang terjadi pada dinasti Bani Umayyah. Berdiri pada tahun 41 hijriyah, dinasti Bani Umayyah berakhir sekitar 92 tahun kemudian, atau tepatnya pada tahun 132 hijriyah. Tapi sejarah dinasti ini tidaklah gelap seluruhnya. Dinasti ini juga mempunyai banyak catatan cemerlang yang ia sumbangkan bagi kemajuan peradaban Islam. Salah satunya adalah cerita sukses yang tidak terdapat atau tidak pernah terulang pada dinasti lain ketika seorang laki-laki dari klan Bani Umayyah, dan merupakan cicit dari Umar Bin Khattab, yaitu Umar Bin Abdul Aziz, muncul sebagai khalifah pada penghujung abad pertama hijriyah.

Yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz adalah mempertemukan keadilan dengan kemakmuran. Ketika pemimpin yang saleh dan kuat dihadirkan di persimpangan sejarah, untuk menyelesaikan krisis sebuah umat dan bangsa. Dan itu bisa saja terulang, kalau syarat dan kondisi yang sama juga terulang. Dan inilah masalah kita, pengulangan sejarah itu tidak terjadi, karena syaratnya tidak terpenuhi…

ImagePasti Anda bingung dengan judulnya, ‘goblok’ kok dipelajari! Awalnya saya juga bingung, tapi setelah bertemu langsung dengan Om Bob (pangilan akrab Bob Sadino), baru percaya bahwa statement itu benar.

Bob Sadino terkenal dengan pengusaha yang 'Nyleneh' gaya dan pola pikirnya. Sejak dari jaman Soeharto, dia terkenal dengan 'kostumnya' yang selalu bercelana pendek. Begitulah cara Om Bob bertemu dengan semua presiden negeri ini.

Di kediamannya di kawasan Lebak Bulus sebesar 2 hektar, dia membuat kami pusing dengan statement-statementnya yang super Nyleneh. Misalnya dia tanya,"Menurutmu kebanyakan orang bisnis cari apa Jay?" Spontan kita jawab,"Cari untung om!" Kemudian Om Bob balik menjawab,"Kalo saya cari rugi!" Dia menjelaskan, kalo bisnis cari untung, apa selamanya untung? Sama juga kalo bisnis cari rugi, apa selamanya rugi? Maknanya adalah, rugi tak perlu ditakuti. Bahkan karyawan Kemchicks (pabrik daging olahan) dan Kemfarms (exportir sayur dan buah) diijinkan untuk berbuat salah. Sampai-sampai ada karyawan yang pernah membuat kerugian US$ 5 juta dan masih bekerja sampai sekarang.

Goblok atau Pintar?
Trus apa maknanya belajar ’Goblok’? Bukankah banyak orang pandai tapi tak berhasil dalam usaha atau bahkan melangkahpun tak berani. Om Bob bilang, kalo orang ’goblok’ itu tak pandai menghitung, makanya lebih cepat mulai usaha. Kalau orang pinter, menghitungnya ’njlimet’, jadi nggak mulai-mulai usahanya. Orang ’goblok’ berbisnis tidak berfikir urutan, sedangkan orang pinter, berfikir urut. Orang pintar tidak percayaan dengan orang lain, jadi semuanya mau dikerjain sendiri, seolah tak ada yang dapat menggantikan dirinya. Nah, kalau orang ’goblok’, dia akan mencari orang pintar dan harus lebih pintar darinya, untuk menjalankan usahanya. Orang pintar ketemu gagal, cenderung mencari kambing hitam untk menutupi kekurangannya. ”Ehm, situasi ekonominya lagi down”, atau ”Pemerintah nggak mendukung saya”, kata orang pintar. Lain hal dengan orang ’goblok’, jika ketemu gagal, nggak merasa kalau dia gagal, karena dia merasa sedang ’belajar’. Bahkan Om Bob juga mengatakan bahwa dia sebagai orang ’goblok’ tidak melakukan perencanaan usaha, target ataupun mengenal cita-cita. Namun sebaliknya, semua karyawannya harus memiliki target dan perencanaan. Buahnya, orang ’goblok’ yang jadi bossnya orang pintar.
Itulah adilnya Tuhan menciptakan orang pintar dan orang ’goblok’. Masalahnya sekarang, siapa yang merasa pintar, siapa yang merasa goblok? Trus, enakan mana jadi orang pintar atau orang ’goblok’? Jika Anda semakin bingung dengan tulisan saya, artinya bagus, berarti Anda mulai ....Goblok! Kalau Anda emosi , berarti Anda pintar. Itu juga kata orang Om Bob lho..! Filosofi ’goblok’ Bob Sadino dia ibaratkan seperti air sungai yang sedang mengalir. Ketemu batu di depan, ya belok kanan atau belok kiri. Namun seperti air di sungai, kitapun harus siap dikencingi, dibuangi sampah dan kotoran-kotoran yang lain. Jadi, pilih mana? GOBLOK atau PINTAR?

”Pengusaha tak harus pintar dalam segala hal. Tapi harus pintar mencari orang pintar”

FIGHT!

Jaya Setiabudi
Director Y.E.A
Coach Entrepreneur Camp
Pendiri Entrepreneur Association
masj@fone-mail.comAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
Hp : 0819 818 919

Posted from : http://yukbisnis.com

saac Newton dikenal sebagai salah seorang ilmuwan terbesar sepanjang masa. Yang tidak begitu diketahui orang adalah imannya yang sangat teguh kepada Allah dan keyakinannya bahwa penelitian ilmiah membawa orang kepada pengenalan yang lebih dalam tentang Allah, Pencipta jagat raya ini.

Perjuangan Masa Muda

Isaac Newton lahir di Woolthorpe, Lincolnshire, Inggris, pada Natal tahun 1642. Pada malam yang dingin itu, bayi yang lahir prematur itu tampaknya tidak mungkin bertahan hidup. Namun, perlahan-lahan dia bertambah besar dan kuat. Tapi tahun-tahun pertama hidupnya merupakan perjuangan yang sulit. Dua minggu sebelum Isaac lahir ibunya menjadi janda. Meskipun dibantu neneknya, ibunya tetap kesulitan merawat Isaac karena sang ibu juga harus mengurus ladang dan peternakan mereka, sementara Perang Saudara masih berkecamuk di Inggris waktu itu.

Beberapa tahun kemudian, ibunya menikah dengan seorang pendeta dari Desa North Witham, tidak jauh dari tempat tinggal mereka, tapi Isaac tetap tinggal di Woolthorpe dengan neneknya. Dia sering mengunjungi ibunya dan dengan lahap membaca buku-buku dari perpustakaan ayah tirinya, selain membaca Alkitab secara teratur.

Isaac kemudian bersekolah di King's College di Grantham, tidak jauh dari tempat tinggalnya. Ia anak yang rajin dan suka belajar. Ketimbang bermain-main seperti anak laki-laki lainnya, ia lebih suka membuat model-model kincir angin atau kereta. Bukan hanya ukuran mainan itu proporsional, bahkan semua komponennya juga bisa berfungsi.

Untuk kedua kalinya ibunya menjadi janda tatkala Isaac berumur 14 tahun. Isaac berhenti sekolah karena ia harus bekerja di ladang dan di peternakan untuk menghidupi ibunya dan ketiga adik tirinya yang lebih muda dari dia. Tentu Isaac sangat kehilangan sekolahnya dan ibunya menyadari itu. Ketika King's College bersedia membebaskan biaya sekolah Isaac karena kepandaian dan keadaan keluarganya yang miskin, Isaac kembali sekolah sampai selesai. Semua guru dan temannya mengagumi pengetahuan Isaac tentang Alkitab.

Kemudian Isaac melanjutkan pendidikannya ke Trinity College di Universitas Cambridge dengan niat menjadi pendeta gereja Inggris. Lagi-lagi, ia mengalami kesulitan hidup. Untuk membiayai sekolahnya, ia terpaksa melakoni berbagai pekerjaan hingga berjam-jam setiap hari, termasuk bekerja untuk profesornya. Pengetahuan Isaac tentang Alkitab tetap mengesankan orang-orang di sekitarnya.

Metode Eksperimen

Pada masa itu gagasan para cendekiawan Yunani masih menguasai apa yang diajarkan dalam bidang ilmu sehingga temuan ilmiah mutakhir sebagian besar diabaikan. Ini sangat menjengkelkan Isaac yang sangat yakin bahwa gagasan dalam bidang ilmu harus diuji dan baru diterima jika kegunaannya dapat dibuktikan. Dia sepenuhnya mendukung metode eksperimen dalam ilmu.

Isaac lulus tahun 1665, tak lama sebelum wabah pes yang dikenal sebagai Black Death melanda London. Semua universitas ditutup selama wabah merajalela. Isaac kembali ke peternakan keluarganya yang sekarang diurus oleh adiknya. Di situ, Isaac melanjutkan studi dan penelitiannya mengenai teorema binomial, cahaya, teleskop, kalkulus, dan teologi. Dia juga menyelidiki gaya berat bumi setelah, kata orang, melihat buah apel jatuh dari pohon di kebunnya. Tapi dia baru bisa memecahkan teka-teki ini beberapa tahun kemudian. (Beberapa pakar mempertanyakan kebenaran cerita "buah apel" tersebut.)

Revolusi dalam Matematika

Newton menerapkan teorema binomialnya pada deret tak hingga dan dari situ mengembangkan kalkulus, bentuk matematika baru yang revolusioner. Dengan kalkulus ini, untuk pertama kalinya orang bisa menghitung dengan cermat luas bidang di dalam suatu ruang berisi lengkung, dan menghitung laju perubahan suatu kuantitas fisik terhadap kuantitas fisik lainnya.

Sistem matematika serupa juga dikembangkan oleh ahli matematika Jerman, Gottfried Leibniz. Ini menyebabkan timbulnya perdebatan tentang siapa yang lebih dulu menemukan sistem tersebut. Kedua belah pihak saling menuduh telah mencuri hasil kerja pihak lain. Perdebatan itu berlangsung cukup lama dan itu merupakan masa yang penuh tekanan baik bagi Newton maupun Leibniz. Baru beberapa tahun kemudian disepakati bahwa keduanya mengembangkan kalkulus sendiri-sendiri pada waktu yang hampir bersamaan. Tidak ada yang berlaku curang.

Optik

Ketika Universitas Cambridge dibuka kembali, Newton melanjutkan pendidikannya untuk memperoleh gelar sarjana, sambil mengajar dan melakukan penelitian.

Dia menggunakan prisma untuk menunjukkan bahwa cahaya matahari terdiri atas berbagai warna, yang kita kenal sebagai warnawarni pelangi. Ini membuktikan bahwa pendapat orang Yunani kuno mengenai cahaya adalah keliru. Pada masa Newton, perkembangan astronomi sangat terhambat oleh lensa teleskop yang menguraikan sebagian cahaya matahari menjadi warna-warna yang tak diinginkan sehingga mengaburkan pandangan. Meskipun bukan orang pertama yang mempertimbangkan penggunaan cermin lengkung sebagai pengganti lensa, Newtonlah yang pertama berhasil membuat teleskop dengan menerapkan asas ini--asas yang sampai sekarang masih dipakai dalam banyak jenis teleskop.

The Royal Society

Tahun 1672 Newton diterima sebagai anggota Royal Society--kelompok ilmuwan yang mengabdikan diri kepada metode eksperimental. Kepada kelompok ini, dia menyumbangkan salah satu teleskopnya yang baru bersama temuannya tentang cahaya. Kelompok ini membentuk sebuah komisi, dipimpin oleh Robert Hooke, untuk menilai temuan-temuan Newton. Hooke dipekerjakan oleh Royal Society untuk menguji coba temuan-temuan baru. Namun, karena Hooke mempunyai gagasan sendiri tentang cahaya, ia jadi enggan menerima kebenaran temuan Newton. Ini membuat Newton heran dan kecewa sehingga dia memutuskan tidak akan memublikasikan temuannya lagi.

Meskipun kadang dikatakan bahwa Newton terlalu sensitif terhadap penilaian atas karyanya, sebenarnya dia hanya cemas kalau waktu yang dipakai untuk menguji coba temuan itu akan menghambatnya membuat temuan baru.

Campur Tangan Politik

Isaac Newton hidup pada masa politik, agama, dan pendidikan belum terpisah. Waktu itu Raja Charles II memerintahkan agar, setelah tujuh tahun, setiap pengajar di sekolah-sekolah seperti Trinity College, tempat pendidikan para pendeta Gereja Anglikan, harus juga ditahbiskan sebagai pendeta Gereja Anglikan. Termasuk orang-orang seperti Newton yang hanya mengajar matematika dan ilmu alam, bukan teologi.

Meskipun sangat taat beragama, Newton tidak sepenuhnya setuju dengan beberapa doktrin Gereja Anglikan. Jadi, nuraninya tidak membenarkan dirinya ditahbiskan menjadi pendeta gereja tersebut. Dia bahkan sangat menentang keterlibatan politik dalam urusan agama dan pendidikan. Satu-satunya jalan supaya Newton bisa tetap mengajar adalah jika raja memberi pengecualian kepadanya. Tapi orang lain yang pernah minta hal yang sama ternyata ditolak.

Unjuk Rasa Mendukung Newton

Newton berangkat ke London dan selama satu minggu memperjuangkan kasusnya di hadapan raja. Selama di London, dia berkesempatan mengenal lebih baik ilmuwan-ilmuwan lain di Royal Society, demikian sebaliknya. Mereka yang selama ini hanya mengenal Newton dari surat-suratnya untuk membela temuannya, menyadari kekeliruan mereka menafsirkan sikap percaya diri Newton sebagai tanda kesombongan. Mereka jadi tahu bahwa sikap tidak sabar Newton semata-mata didorong keinginannya untuk cepat-cepat melanjutkan penelitian baru. Setelah para ilmuwan itu tahu bahwa Newton sebenarnya ramah dan peduli pada orang lain, mereka bangkit mendukungnya. Untung bagi Newton dan ilmu pengetahuan, permintaannya untuk melanjutkan tugas di Trinity College tanpa harus menjadi pendeta, dikabulkan raja.

Gaya Berat

Pada zaman Newton banyak orang percaya takhayul, sehingga takut terhadap segala sesuatu yang tidak dipahami -- misalnya kemunculan komet, dianggap sebagai pertanda datangnya malapetaka. Bahkan para ilmuwan umumnya menganggap gerakan planet-planet dan gerakan benda di bumi sebagai hal yang terpisah. Sebaliknya, Newton berpendapat bahwa karena yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah yang sama, keduanya mesti diatur oleh hukum yang sama.

Tahun 1684, Newton mulai memikirkan gaya berat. Dia mengembangkan teori gravitasi universalnya yang menggunakan apa yang kemudian dikenal sebagai hukum kuadrat terbalik. Dia mengembangkan tiga hukum gerak dan membuktikan secara matematis, bahwa hukum yang sama bisa diterapkan baik kepada benda angkasa maupun benda di bumi. Iman kristianinya menuntun pikirannya ke arah yang benar.

Ketika Newton sedang menyelidiki gerakan planet, dengan jelas dia merasakan bimbingan tangan Tuhan. Dia menulis, "Sistem matahari, planet, dan komet yang begitu indah, hanya bisa berasal dari pemikiran dan kekuasaan suatu hakikat yang cerdas ... hakikat ini menguasai semua hal ... Tuhan dari semuanya." (1)

Sekali lagi Newton menghadapi masalah dengan saingan lamanya, Robert Hooke. Beberapa ilmuwan percaya bahwa hukum kuadrat terbalik mungkin berlaku, tapi mereka tidak bisa membuktikan bahwa hukum ini akan menghasilkan orbit elips seperti yang digambarkan oleh pakar astronomi Jerman, Johannes Kepler. Hooke membual bahwa dia bisa, tapi ternyata dia juga gagal. Ketika Newton berhasil, Hooke ingin ikut mendapat pengakuan.

Karena tidak ingin dianggap berpihak, selain tidak adanya dana, Royal Society enggan menerbitkan karya besar Newton Principia Mathematica. Namun, seorang teman Newton, pakar astronomi Edmond Halley, secara pribadi membantu membiayai penerbitan buku tersebut dalam tiga tahap pada tahun 1687. (Halley kelak memakai Hukum Newton dalam kajiannya mengenai komet yang seperti planet-planet, berorbit mengelilingi matahari dengan jalur elips.)

Menentang Raja

Sesudah tahun 1685, lagi-lagi Newton menghadapi masalah karena raja ingin mencampurbaurkan politik, agama, dan pendidikan. James II, raja baru, ingin agar Trinity College menganugerahkan gelar kepada orang-orang yang menganut paham agama yang sama dengan dia, sekalipun tidak berhak. Karena perguruan tinggi ini menolak, Newtonbersama delapan koleganya dibawa ke Pengadilan Tinggi dengan tuduhan yang dibuat-buat. Meskipun tuduhan ditolak, peristiwa itu membuat kesembilan orang tersebut sangat tertekan.

Tapi meskipun sepanjang hidupnya Newton mengalami banyak kesulitan dan perjuangan berat, dia tidak kecewa. Sebaliknya, seperti tampak dari kata-katanya, justru dia makin dekat kepada Allah. "Pencobaan adalah obat yang diberikan oleh Dokter kita yang maha murah dan arif karena kita memang memerlukannya; dan Dia sendiri yang menjatahkan seberapa sering dan seberapa berat pencobaan itu, sesuai kebutuhan kita. Mari kita memercayai kepiawaian-Nya dan berterima kasih untuk resep yang diberikan." (2)

Tahun-Tahun Kemudian

Isaac Newton mewakili Universitas Cambridge sebagai Anggota Parlemen tahun 1689 dan 1690. Tahun 1690 kesehatannya memburuk. Ini mungkin karena gangguan saraf akibat kerja bertahun-tahun dan seringnya ia mengalami ketegangan. Akhirnya memang dia sembuh sama sekali. Selama beberapa tahun kemudian, Newton mewujudkan apa yang menjadi cintanya yang kedua: membaca Alkitab. Buku-buku yang dia tulis antara lain Chronology of Ancient Kingdoms dan Observations Upon the Prophecies of Daniel.

Tahun 1696, pemerintah mengangkatnya menjadi Pelindung Mata Uang. Tugasnya adalah mengawasi penggantian mata uang Inggris yang telah tua dan rusak dengan mata uang baru yang lebih tahan lama. Dia juga bertanggung jawab membongkar jaringan pemalsu uang.

Tahun 1701, Newton kembali menjadi anggota Parlemen. Dua tahun kemudian dia terpilih sebagai presiden Royal Society. Terpilihnya ia terus untuk jabatan itu setiap tahun sepanjang hidupnya, menunjukkan betapa rekan-rekannya sesama ilmuwan sangat menghormatinya. Setelah kembali ke dunia ilmu, Newton menerbitkan karya pertamanya mengenai cahaya. Buku Opticks (Optik) memuat temuan-temuannya mengenai optik dan saran-saran untuk penelitian lebih lanjut. Negara secara resmi mengakui karya-karyanya tahun 1705 ketika ia menjadi orang pertama yang dianugerahi gelar kebangsawanan karena prestasinya dalam bidang ilmu.

Newton meninggal tahun 1727, dalam usia 84 tahun. Dia mendapat kehormatan dimakamkan di Westminster Abbey.

Tidak diragukan lagi, Isaac Newton adalah salah seorang ilmuwan terbesar. Sumbangannya banyak dan beragam, termasuk gagasan-gagasan revolusioner dan perekayasaan hal-hal praktis. Karyanya tentang fisika, matematika, dan astronomi tetap penting sampai sekarang. Ia terkenal karena sumbangannya ini. Namun, Newton tetap rendah hati. Dia mengakui bahwa keberhasilannya itu semata-mata karena Tuhan. Katanya, "Semua temuan saya adalah jawaban atas doa saya." (3)

Newton mengasihi Allah dan memercayai firman Allah. Dia menulis, "Saya sangat percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah, yang ditulis oleh orang-orang yang memperoleh wahyu. Saya mempelajari Alkitab setiap hari." (4) Dia juga menulis, "Ateisme sangat tidak masuk akal. Ketika saya mengamati tata surya, saya melihat bumi berada pada jarak yang ideal dari matahari sehingga menerima panas dan cahaya dalam jumlah yang ideal pula. Ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan." (5)

PUSTAKA ACUAN

  1. Isaac Newton dikutip dalam: J.H. Tiner, Isaac Newton -- Inventor, Scientist, and Teacher, Mott Media, Milford (Michigan), 1975 (bagian dalam sampul depan).
  2. ibid.
  3. Newton dikutip dalam: D.C.C. Watson, Myths and Miracles - A New Approach to Genesis 1-11, Creation Science Foundation Ltd., Acacia Ridge (Queensland, Australia), 1988, hlm. 112.
  4. Newton dikutp dalam Tiner (Acuan 1).
  5. ibid.

Diambil dan diedit seperlunya dari:

Judul buku : Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi
Penulis : Ann Lamont
Halaman : 45 -- 58
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta

Profil Aa Gym

by Ghalih Info | 12.15 in | komentar (0)

KH. Abdullah Gymnastiar

Oleh : Asadulloohil Ghalib

Image KH. Abdullah Gymnastiar, lahir di Bandung pada tanggal 29 Januari 1962 dari pasangan Letkol H. Engkus Kuswara dan Ny. Hj. Yeti Rohayati, sebuah keluarga yang dikenal relijius dan disiplin. Tak ingin disebut Kiai, atau Ustad, karenanya lebih dikenal dengan panggilan Aa Gym. Dari pernikahannya dengan Ninih Muthmainnah Muhsin – cucu KH. Mohamad Tasdiqin (Pengasuh Pondok Pesantren Kalangsari, Cijulang, Ciamis Selatan). Aa Gym dikaruniai tujuh orang anak, yakni Ghaida Tsuraya, Muhammad Ghazi Al-Ghifari, Ghina Raudhatul Jannah, Ghaitsa Zahira Shofa, Ghefira Nur Fatimah, Ghaza Muhammad Al-Ghazali, dan Gheriya Rahima. Tak ketinggalan, dua puluh lima orang anak angkat yang menjadi anak asuh di keluarga ini.

Latar belakang pendidikan Aa Gym memang tidak dibesarkan atau dididik di lingkungan pesantren yang ketat terutama pesantren dalam pengertian tradisional. Bahkan, guru pertama yang diakuinya adalah adiknya sendiri, Agung Gunmartin, seorang yang cacat, lumpuh, matanya juling, yang telinganya hampir tuli, yang tidak bisa bergerak. Namun adiknya ini sangat gigih, tetap rajin kuliah dan tak pernah lepas shalat tahajudnya. Meskipun untuk bernapas sudah susah sekali, dia tetap mendisiplinkan diri untuk ke masjid. Aa Gym dengan setia menggendong adiknya baik ke masjid maupun ke kampus.

Lama kelamaan, keadaan sang adik terus melemah, duduk pun sudah tidak bisa. Tangannya menjadi tidak bisa digerakkan lagi. Namun demikian, kondisi ini dihadapi sang adik dengan penuh kesabaran, tanpa mengeluh. "Sampai akhirnya dia meninggal di pangkuan saya, betul-betul adik saya itu meninggal di pangkuan saya ketika menghembuskan nafas terakhirnya." kata Aa Gym.

Pencarian jati diri Aa Gym memang diwarnai dengan beberapa peristiwa ‘aneh’, seolah-olah Allah sudah mempersiapkan dirinya untuk menjadi pejuang di jalan-Nya. Bermula dari sebuah pengalaman langka: nyaris sekeluarga – ibu, adik dan dirinya sendiri – pada suatu ketika dalam tidur mereka secara bergiliran bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw. … Sang Ibu mendapati Rasulullah sedang mencari-cari seseorang… pada malam lainnya, giliran salah seorang adiknya bermimpi Rasulullah mendatangi rumah mereka. Ketika itu ayahnya langsung menyuruh Gymnastiar, "Gym, ayolah temani Rasul." Ketika ditemui, ternyata Rasul menyuruhnya untuk menyeru orang mendirikan shalat. Beberapa malam setelah itu, Aa Gym memimpikan hal yang sama. Dalam mimpinya dia sempat ikut shalat berjamaah dengan Rasulullah dan keempat sahabat: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. "Saya berdiri disamping Sayidina Ali, sementara Rasulullah bertindak sebagai imam." katanya. Namun, sebelum mimpi ini, terlebih dahulu Aa Gym bermimpi didatangi seorang tua berjubah putih bersih yang kemudian mencuci mukanya dengan ekor bulu merak yang disaputi bulu madu. Setelah itu, orang tersebut berkata bahwa insyaAllah, kelak dia akan menjadi orang yang mulia.

Setelah peristiwa mimpi itu, mulai banyak peristiwa lain yang mengoncangkan batinnya. Masa-masa penuh peristiwa spiritual itu dijalani selama beberapa saat, yang membuat benar-benar ‘mabuk kepayang’ kepada Allah SWT. Selama dalam proses itulah, Aa Gym bertemu dengan empat orang ulama yang sangat mengerti keadannya, yang mengatakan bahwa Aa Gym telah dikaruniai ilmu laduni, yakni dengan secara langsung dibukakan hati untuk mengenal-Nya, tanpa melalui proses riyadhah. Demikian juga KH. Khoer Affandi, ulama tasawuf terkenal yang semasa hidupnya adalah pemimpin Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Tasikmalaya, mengatakan bahwa dirinya telah dikaruniai ma’rifatullah.

Beberapa saat setelah menimba ilmu kepada keempat ulama itu, Allah swt mengaruniakan kemudahan sehingga lidah dan pikirannya dimudahkan untuk menjelaskan segala sesuatu.

Kini, Aa Gym menjadi pimpinan di Pesantren Daarut Tauhiid yang berdiri sejak tahun 1990 dan telah tersebar di tiga kota: Bandung, Jakarta dan Batam. Strategi dakwah yang dilakukan di Daarut Tauhiid lebih diarahkan untuk membangun kekuatan akhlak dan ekonomi. Orientasi perbaikan akhlak dilakukan lewat pengembangan konsep Manajemen Qolbu, sedangkan aspek ekonomi ditandai dengan pengembangan sejumlah unit usaha antara lain minimarket, BMT, penerbitan, sanggar busana muslimah, wartel, kerajinan tangan, percetakan, radio, rekaman, dan production house.

Dengan motto Dzikir, Fikir, Ikhtiar; Daarut Tauhiid berusaha membentuk insan yang ramah, santun berwibawa, rajin, terampil cekatan dan tidak menyia-nyiakan waktu, karena hidup adalah untuk mempersembahkan yang terbaik, yang bermakna bagi dunia dan berarti bagi akhirat kelak.

Ahmad Furqon

KETIKA sebuah apel yang sudah matang lepas dari pohonnya dan lantas jatuh ke bawah, barangkali bagi kita itu sebuah kejadian keseharian yang tidak perlu dipertanyakan. Tapi ternyata bermakna lain bagi Isaac Newton. Peristiwa yang sederhana itu menjadi inspirasi baginya untuk menemukan sebuah penemuan besar, kelak mengubah cara pandang kita tentang alam.

Dari kisah jatuhnya buah apel, Newton berhasil menemukan teori bumi yang kita pijak ini memiliki daya tarik yang besar sekali, sehingga semua benda di dunia selalu berpijak ke tanah. Teori itu lantas kondang dengan sebutan Teori Gravitasi. Berkat teori inilah bertahun-tahun kemudian antara lain orang bisa menemukan caranya terbang menggunakan pesawat.

Di samping Teori Gravitasi, masih banyak lagi penemuan Newton lainnya yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Lantas bagaimanakah kisah hidup tokoh yang punya visi dan pemikiran luar biasa ini?

Isaac Newton lahir pada tanggal 25 Desember 1642 di Woolsthrope, Inggris. Sepanjang hidupnya Newton tidak mengenal ayahnya, karena ketika ia lahir sang ayah sudah meninggal.

Semenjak kecil Newton sudah menunjukkan bakatnya yang hebat di bidang mekanika ditambah tangannya yang begitu cekatan. Namun, kendati otaknya cemerlang, Newton tidak begitu kelihatan tertarik belajar di sekolah, sehingga ia luput dari perhatian para guru yang selalu mengincar anak pintar.

Melihat anaknya seperti malas sekolah, sang ibu sempat terpikir untuk mengeluarkan Newton dari sekolah dan menyarankan untuk menjadi seorang petani. Untungnya Newton bisa membujuk ibunya kalau minat dia sebenarnya bukan mencangkul tanah, biarpun dia cekatan.

Jadilah kemudian Newton seorang mahasiswa di Universitas Cambridge. Ia banyak belajar di kampus itu dengan cepat. Lebih dari sekadar membaca, Newton juga kreatif membuat percobaan dan penyelidikan sendiri. Rasa ingin tahu dan daya pikirnya yang sangat besar mendorongnya melakukan semua itu. Tak heran, ketika masih berumur dua puluh tahunan, ia sudah menemukan banyak dasar-dasar teori ilmu pengetahuan, yang nantinya bakal mengguncang dunia.

**

PENEMUANNYA yang pertama adalah tentang cahaya. Dulu orang beranggapan warna putih merupakan warna tunggal atau warna murni. Tapi, lewat serangkaian percobaan seksama, Newton menemukan sekaligus membuktikan, warna putih merupakan campuran dari tujuh warna berbeda yang sama dengan warna-warna pelangi, yaitu merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu (Mejikuhibiniu). Teori ini kemudian ngetop dengan istilah Pembiasan Cahaya.

Tak hanya puas dengan penemuan pembiasan cahaya, Newton membuat percobaan lain yang masih ada hubungannya dengan cahaya. Kali ini ia melakukan pemantulan cahaya. Dari urusan bias-membias dan pantul-memantulkan cahaya ini, kemudian Newton berhasil membuat sebuah benda yang bernama teropong refleksi. Kelak temuannya itu digunakan oleh sebagian besar penyelidik bintang.

Setelah penelitian di bidang cahaya, Newton kemudian mendalami bidang mekanika. Lagi-lagi teorinya di kemudian hari menjadi tonggak penting ilmu fisika. Mekanika merupakan bidang kajian yang berhubungan dengan bergeraknya suatu benda. Seputar hal ini, Newton menemukan beberapa teori sekaligus. Pertama, teori suatu benda yang bergerak karena pengaruh kekuatan luar. Kedua, yang paling terkenal, teori yang menyatakan setiap benda melakukan aksi gerak pasti ada gerak tandingannya (reaksi) dengan besar yang sama tapi arahnya bertentangan. Ketiga, teori gaya berat atau gravitasi.

Semua ilmu yang diwariskan Newton tadi nantinya terpakai untuk menjawab banyak peristiwa alam, mulai dari goyangan pendulum sampai gerak-gerik planet dalam orbitnya. Berkat penemuan Newton pula, para ahli bintang dapat memecahkan teka-teki alam semesta atau meramalkan gerakan bintang dan posisi planet.

Di samping itu, Newton juga melahirkan teori tentang asal muasal bintang-bintang di langit seperti yang kita ketahui sekarang. Tak aneh jika kemudian ia juga dikenang sebagai astronom besar. Ia juga menciptakan berbagai teori lainnya, seperti teori penyelidikan tentang panas, teori tentang suara, dan banyak lagi.

Dengan segala karya yang telah ia buat serta teka-teki alam yang sudah dia pecahkan, Isaac Newton memang sangat pantas menyandang gelar ilmuan besar. Kendati ia telah menghadap kepada Sang Maha Pencipta pada 20 Maret di Kensington, London, Inggris di usia 85 tahun, namun berbagai penemuan dan prakarsanya telah mampu merevolusi pikiran, cara hidup manusia, dan menstimulasi penemuan-penemuan lainnya hingga sekarang.***

Sumber : Pikiran Rakyat (1 April 2004)


PDF Cetak E-mail

aa gym“Kalau kita mau sukses, kunci pertama adalah jujur, dengan bermodalkan kejujuran, orang akan percaya kepada kita. Kedua, professional. Kita harus cakap sehingga siapapun yang memerlukan kita merasa puas dengan yang kita kerjakan. Ketika, inovatif, artinya kita harus mampu menciptakan sesuatu yang baru, jangan hanya menjiplak atau meniru yang sudah ada.”

Sosok kyai muda ini sering kali muncul di acara televisi secara langsung yang selalu dihadiri oleh ribuan massa menjadi ciri khas dan fenomena tersendiri. Beliau adalah K.H. Abdullah Gymnastiar atau biasa dipanggil Aa Gym, pimpinan pesantren Daarut Tauhid Bandung. Aa Gym memulai pendidikan formal awal di SD Damar sebuah SD swasta yang kini sudah dibubarkan. Sekolah ini cukup jauh dari rumahnya, sekitar tiga kilometer. Masa itu, pilihan satu-satunya ke sekolah adalah berjalan kaki. Menjelang naik ke kelas 3 SD, pindah ke KPAD Gegerkalong.

Aa Gym pun pindah sekolah ke SD Sukarasa 3. Bakat saya mulai berkembang dan nilai prestasi sekolah pun cukup bagus. Terbukti ketika tamat, beliau terpilih menjadi ranking terbaik II di sekolah dengan selisih satu nilai saja dibandingkan ranking I. Di bidang seni, bakat beliau juga berkembang, seperti menggambar dan menyanyi. Sejak itu pula Aa Gym sering ditunjuk menjadi ketua kelas dan aktif dalam gerakan Pramuka.

Jiwa dagang Aa Gym sudah terbentuk sejak TK, terbawa-bawa hingga di Sekolah Dasar. Misalnya, beliau pernah menjual petasan yang memang pada waktu itu belum dilarang seperti sekarang. Alhasil, beliau pernah mendapat teguran dan pengurus DKM masjid. Namun, pada waktu itu beliau belum begitu mengerti ilmu agama dengan baik. Setelah lulus SMA dan memasuki kuliah Aa Gym tidak lulus tes Sipenmaru. Aa Gym mencoba daftar ke Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Universitas Padjadjaran, yaitu sebuah program D3 di Fakultas Ekonomi. Alhamdulillah beliau diterima. Namun, kuliah di sini hanya bertahan selama tahun. Beliau lebih sibuk berbisnis daripada mengikuti kuliah. Teman-teman kuliah pun lebih mengenal beliau sebagai “tukang dagang”. Selepas PAAP, beliau masuk ke Akademi Tekhnik Jenderal Abmad Yani (ATA, sekarang Unjani). Kampusnya waktu itu sangat sederhana karena menumpang di SD Widyawan atau kadang di PUSDIKJAS. Maklum, karena pemiliknya adalah Yayasan Kartika Eka Paksi milik Angkatan Darat. Selama kuliah di ATA, beliau mengontrak sebuah kamar di pinggir sawah karena benar-benar ingin melatih hidup mandiri. Soal prestasi, banyak yang telah diraih. Beliau mengikuti lomba menggambar, mencipta lagu, baca puisi, sampai lomba pidato.

Allhamdulillah, beliau selalu meraih juara, walaupun yang mengadakannya adalah senat mahasiswa dan kebetulan beliau sendirilah ketuanya. Selain menjadi ketua senat, beliau juga menjadi komandan resimen mahasiswa (Mlenwa) di ATA, maklumlah saingan di kala itu sedikit. Kegiatan berbisnis masa kuliah juga semakin menggebu. Beliau pernah membuat usaha keset dan perca kain. Beliau juga jadi penjual baterai dan film kamera kalau ada acara wisuda. Aa Gym juga sempat menjadi supir angkot jurusan Cibeber-Cimahi sekedar menambah pemasukan. Inti dari semua ini, memang Aa Gym sangat senang untuk membiayai kebutuhan sendiri tanpa menjadi beban siapa pun. Selain itu, beliau juga melatih diri untuk tidak dibelenggu oleh gengsi dan atribut pengekang lainnya. Aa Gym telah menyelesaikan program sarjana muda di ATA walaupun belum mengikuti ujian negara. Berarti, beliau memang tak berhak menyandang gelar apa pun. Bahkan, sampai saat ini ijazahnya pun belum beliau ambil dari kampus. Memang sesudah itu ada upaya untuk melanjutkan kuliah sampai S1, terutama karena dorongan teman-teman dan beberapa dosen yang baik hati.

Beberapa kegiatan perkuliahan pun diikuti. Akan tetapi, setelah menelusuri hati, ternyata hanya sekedar untuk mencari status belaka, dan hal itu tak cukup kuat untuk memotivasi menyelesaikan kuliah. Mungkin hikmahnya untuk memotivasi orang yang belum dan tak punya gelar agar tetap optimis untuk maju dan sukses.

Untuk menyempurnakan ibadah dan melaksanakan sunnah, Aa Gym pun menikah. Tepat dua belas Rabiul Awal tahun 1987 adalah salah satu titik sejarah bagi kehidupan beliau dengan diucapkannya ijab kabul. Gadis yang menjadi pilihan beliau adalah Ninih Muthmainnah. Pernikahan yang dilaksanakan di Pesantren Kalangsari, Cijulang,ini dihadiri oleh banyak ulama karena memang berada di lingkungan pesantren. Beliau menikah dengan resepsi ala kadarnya. Bahkan, untuk menghemat jamuan bagi tamu, digunakan niru (nampan) sehingga satu niru bisa menjamu 8 orang sesudah menikah, kami tinggal di rumah orang tua di Kompleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong, Bandung. Aa Gym bertekad untuk memberi nafkah kepada keluarga dengan uang yang jelas kehalalannya. Jelas tak mungkin rumah tangga akan berkah dan bahagia jika ada makanan atau harta haram yang dimiliki. Untuk itu, beliau mulai merintis usaha kecil-kecilan. Usaha-usaha yang beliau rintis antara lain :

  1. Buku. Setiap pagi beliau berjualan buku di Masjid al-Furqon, IMP Bandung. Sambil belajar tafsir dan ilmu hadits di sana, beliau memikul kardus berisi buku-buku agama untuk dijual. Jadi, sambil menuntut ilmu juga mencari rezeki. Alhamdulillah, usaha kecil inilah yang menjadi cikal bakal toko buku dan sekarang berkembang menjadi supermarket yang saat ini sudah dikelola dan diserahkan kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Daarut Tauhid.
  2. Handicraft. Sambil mengajar di madrasah KPAD, beliau membuat hasil kerajinan bersama anak-anak pada sore harinya. Usaha ini terus berkembang hingga bisa membeli mesin gergaji. Sejak itu kami banyak menerima order plang nama serta order sablonan. Dari usaha sederhana inilah kemudian berkembang menjadi usaha percetakan dan penerbitan buku. Subhanallah, benar-benar semuanya dimulai dari hal yang kecil.
  3. Konveksi. Mengingat istri beliau punya keterampilan menjahit, maka untuk menambah penghasilan keluarga, beliau menabung agar bisa membeli mesin jahit bekas. Alhamdulillah, order jahitan berkembang dan bisa mengajak beberapa muslimah untuk ikut bergabung. Kadang seminggu sekali kami berbelanja untuk membeli kain yang dijual kiloan.. Dari kegiatan dan perjuangan inilah cikal bakal lahirnya usaha konveksi.
  4. Mie Baso. Menjual mie baso, inilah pekerjaan yang paling mengesankan. Beliau mengelola usaha warung baso kecil-kedilan di Perumnas Sarijadi, bekerja sama dengan pamannya selaku pemilik rumah. Setiap pukul empat subuh beliau sudah pergi ke Pasar Sederhana untuk mencari tulang karena kuah yang enak harus dicampur dengan sumsum tulang. Aktivitas berikutnya dilanjutkan dengan menggiling daging untuk bahan baso, dan pukul sembilan pagi beliau baru bisa melayani pembeli. Karena beliau tak mau ketinggalan shalat berjamaah, setiap kali adzan, warung baso beliau tinggalkan. Beliau pergi shalat berjamaah di sebuah masjid yang letaknya agak jauh dari warung, sementara pembeli beliau tinggalkan dan dipersilahkan memasukkan uang bayarannya ke tempatnya. Memang tampaknya seperti mengajak pada kejujuran, tapi hasilnya pembeli banyak yang bingung justru yang sering datang adalah yang mau berkonsultasi. Akibatnya, tak jarang saya baru bisa pulang ke rumah sekitar jam sembilan malam. Lelah sekali rasanya sementara hasilnya pun tak seberapa. Rupanya masyarakat tak terbiasa dengan cara baru ini. Belum lagi badan yang selalu bau baso karena seharian bergulat dengan baso. Yangmenyedihkan, ternyata istri agak mual dan kurang suka mencium bau baso. Akhirnya, tutuplah warung baso ini dengan segudang pengalamannya.

Menurut Aa Gym seorang wirausahawan sejati sangat dipengaruhi oleh masa kecilnya. Kalau masa kecilnya selalu dimanja, selalu dimudahkan urusan, selalu ditolong, maka bersiap-siaplah menuai anak yang tidak berdaya. Oleh karena itu, bagi yang masih muda jangan bercita-cita melamar pekerjaan, tapi berpikirlah untuk menjadi wirausahawan. Dan bagi orang tua, tanamkan kepada anak-anak kita jiwa wirausaha sejak dini. Didik anak-anak agar mandiri sejak kecil. Latih anak-anak kita untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dia lakukan.

Orang tua yang memanjakan anak-anak mereka dengan memberikan segala keinginannya maka akibatnya akan kembali juga kepada orang tua. Beliau pun sempat berjualan semenjak di bangku TK dengan menjual jambu tetangga. Begitu juga ketika di bangku SD dan SMP. Dengan demikian, ketika selesai kuliah, sudah hafal bagaimana cara “bangkrut efektif”, bagaimana “tertipu optimal”, dan bagaimana usaha bisa remuk. Selesai kuliah, ijazah tidak diambil sehingga sampai sekarang saya tidak tahu ijazah saya seperti apa. Namun, dengan izin Allah tidak kurang rezeki sampai sekarang.

Mencoba mengurus pesantren dengan jiwa wirausaha jadilah pesantren Daarut Tauhid seperti sekarang ini. Hal ini benar-benar membuat sebuah keyakinan bahwa jikalau jiwa kewirausahaan tertanam sejak awal pada diri kita, kita tidak akan pernah takut dengan apa pun. Karena itu, kalau saja bangsa ini dikelola oleh orang-orang yang berjiwa wirausaha, tidak ada satu pun yang perlu kita takuti dan krisis ini. Hal yang paling tak enak didengar beliau adalah kalau ada yang bertanya, “Berapa sih tarifnva kalau manggil Aa Gym ceramah?” Duh, rasanya sedih sekali dengan pertanyaan seperti itu. Alhamdulillah, bagi beliau berdakwah adalah panggilan kewajiban atas amanah ilmu yang ada.

Bisa menyampaikan ilmu saja sudah merupakan rezeki yang luar biasa. Kalaupun ada yang berterima kasih, itu karunia Allah yang tak diharapkan, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi banyak pihak. Itulah sebabnya beliau berusaha sekuat tenaga agar memiliki penghasilan sendiri. Apalagi sesudah regenerasi di Yayasan Daarut Tauhid sehingga beliau lebih leluasa dan sungguh-sungguh untuk membangun MQ Corporation, usaha pribadi yang beliau harapkan menjadi sumber rezeki yang halal serta mencukupi untuk keluarga dan biaya dakwah, sehingga dapat menghindari fitnah dan tak menjadi beban bagi umat. Selain itu juga bisa membuktikan bahwa bisnis berbasis moral sangat memungkinkan untuk maju, bermutu, dan bermanfaat banyak. Hal ini juga menjadi laboratorium saya untuk berlatih mengelola bisnis yang profesional sebagai bahan untuk berdakwah dan tentunya juga membuat lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya para tetangga, kaum dhuafa, dan orang-orang cacat.

Bagi beliau usaha yang ditekuni adalah sarana bagi teman-teman yang memiliki rezeki berlebih dan ingin usaha yang halal dan maslahat, untuk bergabung dalam sistem bagi hasil. Oleh karena itu, dan setiap keuntungan, selain disisihkan untuk zakatnya juga dikeluarkan biaya pendidikan bagi saudara kita yang dhuafa agar bisa maju bersama-sama. Alhamdulillah dengan didukung oleh tim yang berakhlak baik, konflik menjadi minimal dan kebocoran pun nyaris nihil. Bahkan, sesudah kemampuan pengelolanya dikembangkan, kinerja perusahaan kian baik dan professional. Dulu beliau berpikir pas-pasan, yaitu pas butuh ada. Tapi kini beliau berpikir sebaliknya. Beliau ingin menjadi orang kaya yang melimpah rezekinya serta halal dan berkah. Mudah-mudahan menjadi contoh bagi orang yang mau kaya dengan tetap taat kepada Allah. Dan juga supaya orang tak memandang sebelah mata karena menganggap kita butuh terhadap kekayaan mereka. Di samping itu juga diharapkan bisa sedikitnya memberi contoh bagaimana memanfaatkan kekayaan di jalan Allah. Semoga terpelihara dari fitnah dunia karena memang luas dunia ini amat menggoda dan melalaikan.

Kebanyakan orang selalu meributkan modal berupa finansial, padahal menurut beliau modal itu adalah: Pertama, keyakinan kepada janji dan jaminan Allah. Kedua, kegigihan meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Ketiga, menjadi orang yang terpercaya (kredibel). Kredibel berarti sikap yang selalu jujur dan terpercaya, selalu berusaha melakukan yang terbaik dan memuaskan, serta selalu berusaha mengem-bangkan ilmu, pengalaman, wawasan, sehingga bisa tampil kreatif, inovatif dan solutif. Percayalah bahwa sebelum kita lahir, rezeki sudah lengkap disiapkan oleh Allah Yang Mahakaya. Kita hanya disuruh menjemputnya, bukan mencarinya. Yang harus diperoleh justru keberkahan dari jatah kita. Dan semua itu akan datang kalau kita bekerja di jalan yang diridhoi oleh Allah Swt. Adapun keuntungan bukan hanya berupa uang, harta, kedudukan, atau aksesoris duniawi lainnya. Bagi beliau, keuntungan itu adalah ketika bisnis yang dilakukan ada di jalan Allah, bisnis kita jadi amal shaleh yang disukai Allah, dan menjadi jalan mendekat kepada-Nya. Nama baik kita terjaga, bahkan menjadi personal guarantie. Dengan bisnis kita bertambah ilmu, pengalaman, dan wawasan, dengan bisnis bertambahnya saudara dan tersambungnya silaturahmi, dan dengan bisnis kita semakin banyak orang yang merasa beruntung. Jadi, walaupun keuntungan finansial tak seberapa didapat atau bahkan tak mendapatkannya, apabila keuntungan seperti di atas sudah didapatkan, beliau tetap merasa sangat beruntung. Beliau yakin pada saatnya Allah akan memberikan keuntungan dunia yang sesuai dengan waktu dan jumlahnya dengan kadar kebutuhan dan kekuatan iman beliau.


Berbisnis bagi Aa Gym bukan sekedar urusan duniawi. Jika bisnis dijalankan dengan cara yang salah hanya akan melahirkan kerakusan dan ketamakkan manusia. Sebaliknya bisnis yang dijalankan dengan niat dan cara yang benar adalah ibadah yang besar sekali pahalanya, karena dengan mengokohkan harga diri bangsa. Seperti disampaikan beliau dalam sebuah kesempatan, bahwa perekonomian yang kuat akan berimbas pada tingkat kesehatan yang baik, sehingga akan meningkatkan kemampuan untuk berkarya dengan mengakses ilmu lebih banyak, hingga melahirkan sebuah bangsa yang cerdas.

Visi Aa Gym dalam membantu Pesantren Daarut Tauhid sekaligus dengan beragam kegiatan bisnisnya, tidak lepas dari konsep dasar pendidikan di pesantren ini menyatukan antara dimensi dzikir, fikir dan ikhtiar. Dimensi dzikir ini sangat menekankan pada keikhlasan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Hal ini merupakan sisi penyeimbang hidup, dimana kita dituntut untuk senantiasa menyempatkan waktu, untuk berkontemplasi dan menjadikan setiap detik kehidupan kita bergantung kepada Tuhan.

Dimensi fikir menegaskan pentingnya rasionalitas dalam setiap tindakan kesehatian kita, sehingga setiap langkah merupakan bagian dari perencanaan yang matang. Sementara dimensi ikhtiar menunjukkan pentingnya etos kerja, melalui hidup penuh kesungguhnya dan kerja keras tanpa kenal putus asa. Ketika dimensi tersebut jika dilakukan secara sinergis akan melahirkan pribadi yang unggul dan tangguh dengan tetap dilandasi oleh nilai kearifan.

Kunci kesuksesan Aa Gym dalam menjalankan roda bisnis di pesantrennya, hingga telah berkembang menjadi 24 bidang usaha dalam 12 tahun, terletak pada pembangunan kredibilitas para pengelolanya yang meliputi tiga aspek utama yaitu, nilai kejujuran, kecakapan (profesionalisme), dan inovatif. Nilai kejujuran yang diajarkan meliputi ketepatan dalam menepati janji, manajemen waktu, memiliki fakta dan data yang jelas, terbuka, kemampuan mengevaluasi, rasa tanggung jawab dan pantang putus asa.Kecakapan dalam berbisnis ini selain diperlukan pendidikan yang penting juga adalah pelatihan nyata. Seperti ditulis oleh Syafi’i Antonio dalam artikelnya yang menceritakan tentang riwayat Rasulullah yang telah mendapat pendidikan entrepreneurship sejak usia 12 tahun, ketika bersama pamannya Abu Thalib melakukan perjalanan bisnis. Pada usia 17 tahun Beliau telah diberi tanggung jawab untuk mengurus seluruh bisnis pamannya, dan mulai merasakan persaingan dengan para pedagang yang lebih professional. Menginjak usia 25 tahun Beliau mendapatkan dukungan finansial dari konglomerat setempat Siti Khadijah yang kemudian menjadi istri Beliau.


Nilai yang ketika yang dikembangkan Daarut Tauhid yang juga dikenal dengan bengkel akhlak ini adalah inovatif. Beberapa aspek pendidikannya antara lain melatih jiwa progressive, dengan menjadikan perubahan ke arah yang lebih baik sebagai kewajiban massal, mengadakan studi banding, melakukan pelatihan-pelatihan dan senantiasa memberikan rangsangan untuk melahirkan sikap kreatif dan inovatif.

Ketiga nilai tersebut telah dilakukan secara integral di Daarut Tauhid. Bisnis bagi Aa Gym akan terasa hambar jika nilai-nilai moral dikesampingkan, hanya akan menjadi materi sebagai dewa yang dikejar dan diagung-agungkan, dan akhirnya akan melahirkan jiwa-jiwa Brutus di setiap pelaku bisnis.Aspek-aspek modal dalam bisnis sebetulnya telah diajarkan oleh Rasul jauh 15 abad yang lalu, lewat sifat-sifat kerasulan yang dimiliki Beliau yaitu sidiq (benar), amanah (terpercaya), fathonah (cerdas) dan tabligh (komunikasi). Nilai-nilai moral ini bersifat general truth, melintasi batas waktu, agama dan budaya. Jika disinergikan dengan strategi bisnis yang tepat akan mampu membangun kepercayaan konsumen yang kuat. Kepercayaan konsumen ini merupakan aset yang tidak ternilai.

Kepemimpinan yang berkembang umum di kalangan pesantren pada umumnya masih tradisional, kyai sentries, komando tunggal, dan iklim demokrasi kurang berkembang sehingga seringkali timbul blind faith di kalangan santri. Fungsi manajemen yang dijalankan pun kurang mendapat sentuhan bahkan cenderung diabaikan. Pola kepemimpinan Darut Tauhid tidak lagi menempatkan figur sebagai sentral. Aa Gym sebagai pemimpin pesantren hadir hanya karena nilai khusus yang dimilikinya. Meminjam istilah Max Webber, pola kepemimpinan yang lahir seperti ini karena otoritas karismatik. Kepemimpinan di Daarut Tauhid telah menerapkan system pendelegasian kerja, sebagai pengalihan wewenang formal manajer kepada bawahannya. Pemimpin diajarkan untuk memiliki sikap rendah hati dan mau melayani, seperti pernah dikemukakan oleh A.M. Mangunhardjana SJ. Bahwa pada intinya pemimpin adalah tugas pengabdian mereka menjalankan the golden rule of leadership yaitu knows the way, shows the way and goes the way. Dari sisi manajemen Daarut Tauhiid telah menerapkan system lebih dari hanya sekedar menerapkan sistem manajemen modern. Dimana sistem manajemen modern. Dimana sistem manajemen yang berkembang saat ini tidak menjadikan manusia hanya objek pelaku agar materi dan kapital semakin produktif, tapi juga telah melahirkan aspek-aspek spiritual dan emosi dalam pemikiran manusia. Covey sendiri dalam hal ini telah melakukan terobosan baru dengan mengemukakan gagasannya tentang manajemen berbasis kepentingan yang kental dengan nuansa religius.Daarut Tauhid sendiri menerapkan inti manajemen dan kepemimpinan sekaligus dalam konsep Manajemen Qolbu (MQ) yang ditawarkannya. Dalam MQ hati adalah fakultas utama dalam diri manusia yang sangat menentukan kualitas manusia itu sendiri, jika dimanajemeni dan dipimpin dengan benar akan melahirkan manusia paripurna dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Dalam kesehariannya Daarut Tauhid tidak pernah merengek-rengek meminta sumbangan, apalagi dengan menjaring dana di pinggir jalan. Dilihat dari fasilitas dan asset Daarut Tauhid termasuk pesantren yang maju dalam waktu singkat. DT pada awalnya hanya dikenal sebagai bengkel akhlak tetapi sekarang lebih menonjol di bidang ekonomi. “Memang kami memiliki strategi tersendiri, oleh karena itu visi dan misi Daarut Tauhid sendiri harus dikenali dahulu. Secara garis besar kami ingin membentuk SDM yang memiliki keunggulan dalam zikir, fikir dan ikhtiar, suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,” demikian penuturan Abdullah Gymnastiar.

Dzikir, fikir dan ikhtiar ini merupakan konsep dasar dari MQ yang diajarkan sehari-hari melalui hal-hal kecil. Untuk menerapkan Daarut Tauhid sendiri memiliki lima aturan dasar pelatihan kepada para santrinya yang juga merupakan bagian dari roda perekonomian Daarut Tauhid. Pertama, seorang santri dilatih untuk berfikir keras, mengenal diri dan potensinya sehingga ia mampu mengenal kekurangan diri lalu memperbaikinya dan menempat dirinya secara optimal. Kedua, mereka dilatih untuk mengenal situasi lingkungannya sehingga bisa mendapatkan manfaat dari lingkungannya secara optimal sekaligus memberikan manfaat balik kepada lingkungan secara professional. Ketika, mereka dilatih untuuk membuat suatu perencanaan yang matang, sehingga segala sesuatunya berjalan dalam jalur yang telah disepakati. Keempat, mereka dilatih untuk mengevaluasi setiap hasil karya mereka, bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan dan senantiasa meningkatkan kinerja mereka. Kelima, ciri SDM yang akan dibentuk adalah yang unggul dalam berikhtiar. Kombinasi ibadah yang bagus, strategi hidup yang tepat dan ikhtiar dengan bersungguh-sungguh akan menjadikan hidup sebagai mesin penghasil karya.

Pola MQ sampai sejauh ini telah menghasilkan SDM yang unggul, hal ini terbukti dari berkembangnya perekonomian di lingkungan Daarut Tauhid dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadapnya, diantaranya dengan kepercayaan untuk mengadakan pelatihan dan pendidikan manajemen untuk para eksekutif di PT Telkom, BNI, IPTN dan PT Kereta Api Indonesia. Mereka tertarik dengan konsep manajemen Daarut Tauhid karena diyakini mampu meningkatkan etos kerja dan menurunkan tingkat penyelewengan kerja, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Memang tidak mudah menjadi pemimpin. Keterampilan kepemimpinan merupakan kunci utama buat mewujudkannya. Jika mau belajar dari awal, dijamin kamu nantinya akan jadi makhluk Allah yang hepi banget sebab dapat ngebantuin orang lain berhasil dalam hidupnya karena kepemimpinan kamu yang baik itu.

Seorang bijak bestari menyatakan, “Pemimpin yang baik adalah yang mampu membantu memecahkan kesulitan mereka yang dipimpin serta mempersiapkan calon atau kader pemimpin yang nanti akan menggantinya.” Atau, seorang pelatih adalah seorang pemimpin yang mempunyai kesempatan untuk membantu para pemainnya menjadi pemain yang oks bangget! Inilah titik kebahagiaan seorang pelatih karena ia merasa berhasil dalam tugasnya mencetak pemain-pemain yang oke punya.

Kebanyakan orang melihat kita dilahirkan sebagai orang berbakat. Itu tidak sepenuhnya benar, lho! Dalam dunia kepemimpinan, semua itu mesti melewati proses, ada tahapan-tahapannya, bisa panjang bisa pula pendek. Kita bisa mengembangkan kemampuan ketika kita tumbuh dan berproses, meskipun memang ada beberapa anak muda yang secara alami lebih mudah memimpin, dan mereka kemudian dikatakan sebagai anak muda dan remaja berbakat. Namun, yang jelas, setiap orang, setiap pemuda yang benar-benar ingin memimpin, bisa mempelajari keterampilan memimpin itu, sampai akhirnya keterampilan itu mampu mengantarkannya menjadi seorang pemimpin nasional yang baik, berakhlak Islam, adil dan jujur.

Indonesia Membutuhkan Pemimpin yang Adil dan Jujur

“Setiap kita adalah pemimpin dan dari kepemimpinan itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Hadits itu menyiratkan sebuah sikap tegas bahwa kita tidak boleh berpangku tangan dan mengambil sikap safety yang hanya menguntungkan diri sendiri, yaitu hanya duduk di belakang saja, atau bernikmat-nikmat tafakur di masjid dan membiarkan orang dan golongan lain memimpin kita. Allah secara jelas menghendaki kita --utamanya anak-anak muda yang masih “fresh”-- untuk tampil dan bertanggung jawab atas kemashlahatan seluruh umat manusia, termasuk bangsa Indonesia yang jumlah pemeluk Islamnya terbesar di seluruh dunia, yang kini sedang dalam cobaan paling dahsyat dalam sejarah kehidupan kebangsaannya.

Pemuda Islam Indonesia harus tampil ‘smart’ sebagai pemimpin nasional yang mampu bersikap adil dan jujur. Tentunya dengan mencontoh pemimpin agungnya sendiri: Muhammad Rasulullah, yang dikenal dunia dengan keadilan dan kejujurannya itu!

ORANG MUDA JADI PEMIMPIN, KENAPA TIDAK?

Oke, kita harus lebih dulu sepakat di sini, sebelum ngelanjutin obrolan ini, bahwa semua kita, makhluk manusia ini, bisa jadi pemimpin.

Sabda Nabi saw.: “Kamu semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.(H.R. Bukhari dan Muslim)

So, berangkat dari sinilah, masalah kepemimpinan dalam Islam punya nilai yang sangat tinggi. Itu semua bermuara pada diri seorang pemimpin agung kita Nabi Muhammad saw. Jika kita diminta menyebutkan siapa pemimpin terbesar, adakah yang akan menjawab selain Muhammad Rasulullah!

Merujuk sabda Rasul di atas, maka posisi kita kini sebenarnya sudah jadi pemimpin, setidaknya pemimpin di lingkungan kecil kita; bisa di sekolah, di rumah, atau di lingkungan sosial kita, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Sumber : http://www.muslimmudamuhajirin.multiply.com